
Pagi-pagi saya bangun
Pagi-pagi saya bangun
Berangkat muhadharah
Bawa tas, bawa buku
Bawa tas, bawa buku
Tidak lupa kue rotiku
Pprriiitttt…….!!!!
PpPrRriiiiT…..
Ya ampun, pagi-pagi dah bikin jantung mau copot. Cuma gara-gara peraturan sepele yang berbunyi, “Dilarang Datang Terlambat!”, hampir menelan banyak korban. Gimana enggak banyak korban, orang pagi-pagi dah ngeprit sana-sini. Jadinya, jantung-jantung para santri yang masih terbuai ama rayuan paru-paru buat ngedate sbesok malem kaget setengah mati. Udah gitu mata lagi asyik pacaran ama ketek lagi. eits, pembuliuh darah, usus-usus yang ada di perut, otot-otot anggota gerak aktif yang masih konsentrasi dan berpacu adrenalin karena mereka ngerencanain makar dan pemberontakan ama si empunya karena sebel mereka enggak pernah istirahat g` kalah kagetnya.Ya udahlah…. Mang sudah nasibku jadi santri ya harus neriman. Legowo istilahnya.
Q lari-lari pulang dari musholla. Berpacu dengan waktu dan anggota badan yang g` mau kompromi. Q lipat mukenaku, langsung q ambil seragam tersayangku yang dah mulai bau kena keringat kemaren. Celaka tiga belas! kaos kakiku hilang. kucari-cari dilemariku, lemari sitaan, di selempitan kasur-kasur. tapi hasilnya nihil.
Teng-teng…
Teng-teng….
Ya Allah, matilah aku pagi ini. Hukuman gara gara terlambat g` bisa begitu aja disepelekan. Bayangin, gara-gara terlambat doang hukumannya berdiri depan kantor selama satu jam dan itu kepanasan. Terus bikin surat pernyataan yang tanda tangannya dari sabang sampai merauke. abis itu ngapalin kosakata bahasa arab 10 plus kalimatnya. terakhir kerja lingkungan. Buji buneng. Amit amit jabang bayi. Betapa tidak adil idup kaya` gini.
Tapi, tunggu dulu!
Eits, Aha…!
Q punya ide!
Pertama-tama, kalau kita ada masalah, tenangkan pikiran and cari ide yang bisa kita lakukan setepat dan secepat mungkin. Akhirnya q pergi ke kamar mandi. sembunyi sebentarlah. kira-kira sepuluhmenitan. Q keluar dari kamar mandi sambil bawa kaos kaki dan kupasang mukaku dengan muka sedikit kesakitan. eits, sambil memegangi perut juga deng. Q masang muka setenang mungkin, seolah-olah aq tidak bersalah.
Petugas yang ngprit tadi berjaga di gerbang rayon. Dua orang dengan wajah yang ganas. Mereka nanya, “Min aina? Ista`dzanti?”
Segera kuputar otak untuk mencari jawaban dari mana aq? and apa aku sudah izin?Ku jawab degan santai, “Ana min baitil khola`. Ana mabtun. Ista`dantu ila qismil lughoh.”
Kebohongan pertama hari ini. Aq bilang dari wc dan aq sudah izin ke bagian bahasa yang emang khusus nanganin muhadharah.
Sukses bersandiwara dan berbohong, akhirnya ku nyelonong. lega rasanya bisa bernafas lega. Wait…. Belum, Bilqis! Masih ada 2 penjagaan lagi yang peru kamu lewati.
Penjagaan ke-2. Di gerbang sekolah.
Dag dig dug duer!
Rasanya jantungku ma copot. Gila, ni orang pa malaikat pencabut nyawa, ya/ Malaikat pencabut nyawa aja kalo mau nyabut nyawanya orang beriman aja nampakin muka yang ganteng, eh ini seremnya ngalah-ngalahin pencabut nyawa.
“Ta`khorti, Ukhti! Min aina anti? Masmuki?” Tanpa tedeng aling-aling, pencabut nyawa itu bilag bahwasannya aq terlambat. Trus dia juga nanya namaku buat pemanggilan para terdakwa.
Ye…. Enak aja. Masa` aq harus nyerahin nyawaku pagi-pagi ke dia. kubuatlah trik yang emang sudah terbukti berhasil. Mau tahu, Friend?
Politik Devide at Impera.
Nich terbukti ampuh. Inilah kunci ampuh penjajah Belanda. Gara-gara ini friend, bangsa kita terjajah 350 tahun dan nggak bersatu! Politik apaan itu? Nich politik nggak asal kunci politik. Ni resep rahasia yang dah terkubur ratusan tahun. Kalau bahasa gaulnya ya kita kenal Politik Adu Domba.
Langsung ku jawab, “Ana min baitil khola`. Ana mabtun.-Saya dari Wc. Saya sakit perut.-“
Dia nanya lagi, “Limadza masta`dzanti?-Kenapa kok enggak izin?”
Kujawab, “Ista`dzantu. asta`dzinu ila mulahidhoti filfasli. ji`tu ila fasli hanifan.-saya sudah izin kok! Saya izin ke kakak pengawas di kelas saya. Tadi saya sudah sampai kelas.-”
“limadza tasta`dzin ila mulahidhoh? fi waktin ukhro, ista`dzini ila qismil lughoh!-Kenapa kok kamu izin ke pengawas kelas? lain kali kalau izin ke bagian bahasa saja!-”
Kujawab dengan tampang sok polos, “Ana ma aroftu. –Saya nggak tahu, kak!-”
“Na`am, la ta`udi marrotan ukhro! udkhuli!-Ya udah, jangan diulangi lagi. Masuk!-”
Satu poin kemenangan untukku! tinggal satu cara lagi yang harus aku pikirkan. Gimana caranya ngelewatin Mulahidhoh, Pengawas kelas.
Nyampe` di kelas, ku langsung masuk dan memberi anggukan dan senyman kecil ke pengawasku. kukira ini berhasil, tapi ternyata diluar dugaan. di melambaikan tangan tanda memanggilku. Ya ampun…. Gimana nich? Celakanya lagi, mukanya lebih serem dari penjaga gerbang. Dan proses intograsipun dimulai.
Dia nanya, “Min aina?-Dari mana?-”
Kujawab dengan setenang mungkin, “Ana min baitil khola`.”
Dia nanya lagi, “Ista`dzanti?-Sudah izin?-”
kujawab, “Na`am.-Iya-”
eh, nanya lagi, “Biman ista`dzanti?-Izin ke siapa kamu?-”
“Ista`dzantu bi qismil luhgoh.-saya sudah izin ke bagian bahasa-“, jawabku dengan penuh harap semoga aku lolos.
Tiba-tiba terdengar suara merdu. Mungkin salah satu suara paling indah yang pernah aku dengar, “Na`am. Ijlisi!-Ya sudah, duduklah-”
Kemenanganku hari ini lengkaplah sudah. Ya meskipun dengan sedikit kebohongan dan adu domba. Memang benar kalimat ‘dengan ilmu, dunia ada digenggaman kita’. Aku sudah membuktikannya. Tapi lihat, kalau cuma pakai ilmu, memang dunia ada di genggaman kita, tapi apakah bener jalan yang kita tempuh? Jika tidak dilandasi dengan iman yang kuat, maka ya hasilnya ia rela menghalalkan segala cara. korpsi, kolusi, jambret, ngerapok.
Ya nggak usah jauh-jauhlah ambil contoh! Pengalamanku diatas tadi sudah mbuktiin kalo orang yang Cuma pakai ilmu itu akan menghalalkan segala cara kok! Hahaha….
(Kok ada ya orang ngambil contoh kejelekan tapi yang diambil contoh dirinya sendiri?...?+%!@#)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar