Sabtu, 14 Maret 2009

Heboh!!!







Setelah shalat Subuh dan baca al-ma`tsurat, aku langsung mengkomando adikku untuk segera piket. Kalau akunya sih, urusan dapur. Rencana menu pagi ini, aku mau masak nasi goreng ikan teri. Hmmm….
Sukses dengan nasi goreng ikan asin dan memberangkatkan adikku sekolah (soalnya dia susah banget buat berangkat sekolah, karena dia nggak begitu suka sekolah yang terlalu mendoktrin murid-muridnya), aku langsung bersiap untuk memulai pelajaran hari ini. Maklumlah aku tidak ikut bimbel semenjak kepindahanku dari Gresik ke Malang. Beberapa saat kemudian, Kakekku mengetuk pintu kamarku. Beliau mengajkku untuk olahraga. Ya, bersepeda mengelilingi kota Malang. Sebenarnya deg-degan juga sih, aku belum pernah bersepeda jauh.
Salah satu hal yang kukagumi dari kakekku adalah beliau meski sudah tua, tapi tetap kuat untuk mengerjakan hal-hal berat. Ini karena beliau konsisten berolahraga bulutangkis dan bersepeda setiap pagi.
Segera ku bersiap memakai kaos dan menyiapkan sepedaku.
“Mulai sekarang kamu harus sering-sering berolahraga. Kamu masih muda, masih banyak waktu untuk menyiapkan tulang di hari tua. Biar nggak keropos tulangmu.”, kata Kakekku.
Ini adalah debut pertamaku bersepeda bareng kakekku. Aku mengalami ketakutan. Aku takut nggak kuat bersepeda. Aku takut pingsan di tengah jalan. Aku takut kram soalnya nggak biasa sepedaan jauh. Waduh, pokoknya serem banget deh.
Kuucap basmalah. Segera kugenjot pedal sepedaku. Aku menarik nafas dalam-dalam, berharap Allah beserta malaikatnya melindungiku. Menyelamatku dari segala bencana. Aku nggak mau gara-gara bersepeda, aku kram ato pingsan. Aku nggak mau kalah. Aku harus buktiin ke kakekku kalau aku kuat.
Dan sekali lagi aku berdo`a ke Allah, aku nggak mau mati konyol gara-gara bersepeda.
Hosh… hosh… Fuih….
Keringatku mulai bercucuran. Nafasku mulai tersengal-sengal. Rasanya kakiku mulai kaku untuk digerakkan. Rasanya aku hamper tak kuat lagi untuk menempuh jarak yang lebih jauh lagi. Ingin rasanya aku bilang ke Kakekku, ‘Sudah, aku nggak kuat. Istirahat dulu ya?!’ Tapi, lidah ini tak kuasa untuk mengucapkannya.
Aku takut sama kakekku. Takut dibilang lemah. Takut dibilang pecundang.
Secara, aku masih remaja, masa` harus kalah sama kakek-kakek yang rambutnya sudah mulai beruban. Ya enggak banget lah….!!! Bayangin aja, mau ditaruh mukaku. Ini adalah pertandingan. Pertandingan yang sangat menegangkan. Aku, mewakili para remaja di seluruh dunia. Dan kakekku, mewakili para kakek-kakek di bumi ini. Pertandingan pertma kali di dunia ini.
Jadi kuputuskan, AKU HARUS KUAT. Meski aku perempuan, tapi aku harus kuat. Aku nggak mau mengecewakan para remaja diseluruh dunia.
Setelah satu setengah jam bersepeda, kakekku mulai menawariku pulang.Lalu kusambut dengan senang hati.
Dan,perjalanan menuju rumah terasa begitu dekat.
Satu hal yang aku tahu, aku telah membahagiakan remaja diseluruh dunia. Meski aku nggak menang, tapi setidaknnya, kita seimbang!

Based on true story.

1 komentar:

Phau Chan mengatakan...

wah..........wah
sebuah pertandingan dunia
pertandingan antara remaja di dunia dan kakek di dunia
luar bisa.............
boleh dong saya ikutan nimbrung
lagian olahraga tu hobbiku
hampir tiap hari saya olahraga
karena memang olahraga memang penting buat kesehatan
ada pepatah "Al-aqlus salim fil jismis salim" akal yang sihat berada pada badan yang sihat
rajin-rajinlah berolahraga biar menjadi pribadi yang sihat jiwa dan raga